Saat ini di Indonesia negara kita tercinta ini sedang terjadi perang dingin antara Cicak dan Buaya.
Seperti gambar di atas Cicak menggambarkan salah satu instasi pemerintahan yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedangkan Buaya menggambarkan Polisi Republik Indonesia (POLRI).

Awalnya kasus ini bermula pada tahun 2009 oleh Susno Duaji yang saat itu menjabat sebagai Kabareskrim.

"Cicak kok melawan Buaya..." kata-kata itu tercetus dari mulut Susno Duaji disaat KPK berusaha untuk mengungkap kasus korupsi yang menyeret nama Susno kedalamnya dan disinyalir bahwa kasus ini ada kaitannya dengan kasus Bank Century.

Setelah 3 tahun berlalu ternyata kasus ini belum sepenuhnya berakhir. Sekarang malah muncul Cicak vs Buaya part 2. Kali ini, KPK yang di ketuai oleh Abraham Samad tiba-tiba menggeledah kantor Korlantas Polri. Selama hampir 20 jam akhirnya KPK mencurigai bahwa telah terjadi korupsi pada pengadaan alat simulator SIM.

Hal itu membuat KPK dan Polri memanas lagi. Gesekan ini memicu Cicak vs Buaya berlanjut ke part 2.
KPK dan Polri seolah-olah sedang berebut kasus korupsi ini. Di satu sisi KPK ingin mendapatkan kasus ini untuk menegakkan keadilan dan sedikit "membalas Polri" sedangkan di sisi lain, Polri ingin menangani kasus ini hanya untuk menutupi dan melindungi pihak-pihak dari instansinya yang terlibat.

Pada tanggal 8 Agustus 2012 sore hari Markas Besar Polri mengadakan acara buka puasa bersama. Disana hadir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak lupa Polri mengundang KPK untuk ikut serta dalam acara tersebut.

Apa yang dilakukan Presiden SBY disana? Itu adalah pertanyaan besar disaat seperti ini.
Banyak orang berpendapat bahwa Presiden hadir untuk mendamaikan dua kubu yang sedang berseteru tersebut.

Sepertinya kasus ini akan semakin memanas lagi mengingat kedua instasi ini tidak ada yang mau mengalah.
Kita tunggu saja apa yang akan terjadi kedepannya. Kita semua berharap semoga tidak ada pertengkaran lagi antara dua instansi pemerintahan yang seharusnya bekerjasama dalam memberantas korupsi.